Rabu, 08 Desember 2010

KASUS : HARTOYO SEBAGAI MANAJER.

Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukan sikap tidak puas dan agresif.
Pada jam istirahat makan siang, Hartoyo bertanya pada Drs. Abdul Halim, AK.,manajer departemen keuangan,apakah dia mengatahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi.Abdul Halim menjawabbahwa dia telah mendengar secara informasi melalui komunikasi “grapevine”,bahwa karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya.Dia (Hartoyo) menyatakan,”dalam tentara,saya membuat semua keputusan untuk bagian saya,dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu.”

Pertanyaan kasus :
1.Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh haroyo?Bagaimana keuntungan dan kelemahannya?Bandingkan motivasi bawahan hartoyo sekarang dan dulu sewaktu tentara.
2.Konsekuennya apabila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya?apa saran saudara bagi perusahaan,untuk merubah keadaan?

Jawaban(pendapat saya) :
1. Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh hartoyo adalah gaya kepemimpinan OTOKRATIS yaitu semua penentuan kebijaksanaan dilakukan oleh pemimpin. Kepemimpinan otokratis lebih banyak menhadapi masalah pemberian perintah kepada bawahan. Kelemahan dari sikap hartoyo adalah dapt menimbulkan kerugian dengan menurunnya produktivitas dan sulit mengambil kepuusan yang dapat memuaskan semua pihak. Dan keuntungannya Hartoyo dapat menempa dirinya menjadi lebih baik,untuk mengambil keputusan yang terbaik. Jika kita bandingkan motivasi bawahan hartoyo sekarang dan dulu sewakturu tentara,adalah motivasi bawahan hartoyo sekarang lemah karena hartoyo kurang memperhatikan perusahan,semua keputusan diambil sendiri padahal disuatu departemen produksi(perusahaan) para pekerja sangat berperan penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Hartoyo kurang memperhatikan perusahan padahal motivasi bawahan dalam memotivasi ext sangat penting seperti gaji,kondisi kerja,kebijaksanaan perusahaan,penghargaan,kenaikan pangkat,dsb.

2. konsekuennya bila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinanya,produksi perusahaan akan menurun,karena seorang pemimpin sangat dibutuhkan dalam perusahaan,karyawan menunjukan sikap tidak puas dan agresif. Tidak menguntungkan bagi perusahaan. Tidak adanya komunikasi baik antar bawahan dengan pemimpinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar